Kulon Progo – Pembangunan jalur Kereta Api Bandara YIA yang dibiayai oleh Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) saat ini menjadi salah satu instrumen fiskal yang strategis dan inovatif. Penerbitan SBSN sendiri telah dimanfaatkan sebagai sumber pembiayaan APBN untuk percepatan pembangunan, sekaligus mendorong pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri.
Wagub DIY KGPAA Paku Alam X menjelaskan hal tersebut pada acara kunjungan Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara pada proyek SBSN jalur Kereta Api Bandara YIA, Kamis (07/07) di Kulon Progo, DIY. Pada kunjungan kerja tersebut dilakukan juga penandatanganan Penanda Aset SBSN Pembangunan Fasilitas Perkerataapian Bandara YIA dan Underpass YIA oleh Wamen Suahasil.
Sri Paduka mengatakan, Kereta Api Bandara YIA telah beroperasi melayani kebutuhan transportasi masyarakat, khususnya rute dari Bandara YIA menuju ke Kota Yogyakarta dan sebaliknya. Keberadaan Kereta Api Bandara YIA terbukti menghemat waktu perjalanan calon penumpang dari dan menuju Yogyakarta, yang diprediksi dapat ditempuh dalam waktu 40 menit. Kereta Api Bandara YIA juga semakin melengkapi pilihan moda transportasi lanjutan.
“Pembangunan jalur Kereta Api Bandara YIA merupakan bagian tidak terpisahkan dari Bandara Internasional Yogyakarta. Pembangunan ini ditujukan untuk mendukung konektivitas dan integrasi antar moda transportasi yang baik,” kata Sri Paduka.
Pada program pembiayaan SBSN ini, Sri Paduka mengaku sangat terbantu dalam penyelesaian proyek jalur Kereta Bandara ini. Dukungan melalui SBSN ini menurutnya adalah komitmen nyata pemerintah pusat untuk menyelesaikan proyek Kereta Bandara YIA. Selain itu, Sri Paduka juga menyampaikan apresiasi pada masyarakat yang telah menginvestasikan dananya dengan membeli SBSN. Menurutnya, masyarakat yang pembeli sukuk negara tersebut turut mendukung hadirnya pembangunan infrastruktur di berbagai daerah.
“Langkah selanjutnya yang diperlukan adalah sosialisasi dan promosi layanan Kereta Api Bandara YIA ini. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta siap bersinergi dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan pemanfaatan layanan Kereta Api Bandara YIA oleh masyarakat,” ujar Sri Paduka.
Suahasil Nazara pada kesempatan tersebut mengatakan, SBSN mampu mendukung pembiayaan 2 proyek pendukung Bandara Yogyakarta International Airport. Pertama adalah pembangunan jalur kereta rel dan fasilitasnya yang sepanjang 5,5 km yang menghubungkan YIA dengan konektivitas sistem Perkeretaapian. Proyek kedua adalah pembangunan underpass YIA sepanjang 1,3 km.
Kedua fasilitas yang dibangun dengan SBSN ini telah selesai dibangun dan sekarang digunakan oleh masyarakat. Karena dua proyek ini merupakan aset yang dibangun menggunakan pembiayaan SBSN, maka dilakukan penandaan aset. Kemenkeu RI menurut Wamen Suahasil, perlu untuk menerbitkan surat yang mencantumkan keduanya sebagai project yang dibangun menggunakan SBSN tersebut masuk dalam tata kelola SBSN.
“Kita menerbitkan surat berharga yang berbasiskan prinsip syariah dan memang diperlukan adanya project yang didaftarkan atau sering disebut sebagai underlying. Nah karena project underlying sudah selesai maka kita tandai itu. Penerbitan SBSN tersebut adalah salah satu cara kita melakukan, melaksanakan pembiayaan bagi pembangunan Indonesia,” jelas Wamen Suahasil.
Mekanisme SBSN tersebar pada proyek-proyeknya underlying lainnya di seluruh wilayah Indonesia. Wamen Suahasil memastikan SBSN akan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat. Wamen Suahasil juga memastikan, SBSN adalah salah satu bentuk penggunaan utang yang produktif. Utang yang memiliki manfaat maksimal bagi masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut Wamen Suahasil mengatakan, melihat proyek pembangunan melalui pendanaan SBSN di DIY ini dirinya merasa sangat puas. Proyek yang telah rampung ini saat ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat dan terus dikembangkan pemanfaatannya secara maksimal.
“Masyarakat sudah menggunakan kereta api untuk pergi ke YIA maupun sebaliknya. Artinya ini sudah memberikan manfaat maksimal dengan harga tiket hanya Rp20.000 saja. Sekali berangkat maksimal bisa 200 penumpang. Dari yang tadinya hanya 8 kali rute bolak-balik, sekarang ada 10 kali bolak-balik. Ini kan artinya dimanfaatkan oleh masyarakat dan kita berharap ini akan terus dimanfaatkan dan memberikan kepemanfaatan yang maksimal bagi masyarakat,” papar Wamen Suahasil.
Terkait dengan underpass pun, Wamen Suahasil mengatakan telah melihat pemanfaatan yang efektif. Melalui underpass, perjalanan dengan kendaraan non kereta bia ditenpuh dengan lebih singkat. Underpass memberikan akses yang lebih baik menuju YIA. (jogjaprov.go.id)