YOGYAKARTA – Salat Idul Fitri 1443 H yang diadakan Pemerintah Kota Yogyakarta, Senin (2/5) di Halaman Balaikota Yogyakarta berlangsung tertib, aman dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Bertindak selaku imam Ustadz Baihaqi Arif dan khatib Wakil Walikota Yogyakarta Drs Heroe Poerwadi MA yang diikuti  ratusan jamaah. Sementara itu, Walikota Yogyakarta Drs Haryadi Suyuti melaksanakan salat Idul Fitri di Gedung Agung bersama Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Tahun ini, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta mengangkat tema Idul Fitri dan Komitmen Peduli Sesama. Dalam khutbahnya, Heroe Poerwadi menjelaskan ibadah puasa selama bulan Ramadan berfungsi memantapkan nilai-nilai keimanan karena orang berpuasa pasti dilandasi dan dijiwai oleh keimanan yang kokoh. Juga dapat menggalang dan memperkuat semangat kebersamaan sesama umat Islam baik di dalam keluarga maupun di masyarakat seperti di musala dan masjid pada saat majelis buka bersama dan tarawih. Tidak hanya itu, ibadah puasa juga dapat meningkatkan amal ibadah sehingga mampu mencapai tujuan menjadi orang yang bertakwa kepada Alloh SWT.

“Korelasi Idul Fitri dengan ibadah puasa adalah kedua momen tersebut dimaknai dengan apabila seorang hamba berlimpah rezeki oleh Alloh SWT maka kita harus memikirkan saudara-saudara yang hidup serba kekurangan baik dalam ekonomi, pendidikan maupun kesehatan. Selaras dengan komitmen peduli sesama, program Gandeng Gendong yang diinisiasi Pemerintah Kota Yogyakarta merupakan bentuk strategis mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling gotong royong membantu warga lain yang masih mengalami kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan,” tutur Heroe.

Wawli berharap melalui program Gandeng Gendong, masyarakat dapat mengangkat masyarakat yang belum sejahtera mencapai kesejahteraan. Karena itu, pihaknya mengajak semua umat untuk tidak memamerkan kemewahan yang berlebihan dalam menghadapi Idul Fitri. Dalam Islam pun mengajarkan pola hidup sederhana dan wajar karena pola hidup hedonisme dan berlebihan rentan munculnya kecemburuan sosial di kalangan masyarakat.

“Jika hidup mewah dan berlebihan sudah tertanam pada jiwa manusia dapat menimbulkan sifat serakah, tamak dan angkara murka terhadap harta. Karena ia ingin memperoleh dengan segala cara serta ada kecenderungan mengingkari nikmat Alloh SWT dan tidak mensyukurinya,” tambahnya.

Pada momentum Idul Fitri ini, Wawali mengajak untuk saling mengungkapan permohanan maaf dan memaklumi kesalahan masing-masing baik yang berkaitan dengan pribadi tingkah laku, maupun hubungan sosial. Selain itu juga membangun komitmen peduli sesama sebagai wujud solidaritas sosial di tengah masyarakat dalam mengatasi kemiskinan ekonomi, pendidikan dan moral dengan semangat Gandeng Gendong untuk kesejahteraan bersama. (jogjakota.go.id)